Sebulan IHSG Diobral Asing

Sebulan IHSG Diobral Asing

Kejutan manis dari Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia (BI) pada Kamis (22/8/2019) pekan lalu tampaknya tidak dapat menjadi katalis positif untuk mendongkrak kinerja Bursa Efek Indonesia, terutama pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Kejutan manis yang dimaksud adalah pemangkasan suku bunga acuan, atau BI 7-Day Reverse Repo Rate, sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%.

Namun terhitung sejak keputusan tersebut diumumkan BI (22/8/2019) hingga berita ini dimuat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,86%.

Padahal, dalam pidatonya, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa BI akan menjaga bauran kebijakan yang akomodatif seiring dengan ekspektasi inflasi yang rendah dan meyakini bahwa imbal hasil aset keuangan di tanah air akan menjadi lebih menarik dibandingkan negara berkembang lainnya. "Kami yakin imbal hasil aset domestik akan lebih menarik dibandingkan sejumlah negara emerging market lain," kata Perry di Gedung BI, Kamis (22/8/2019).
Mengacu data BEI, investor asing juga terlihat meninggalkan pasar saham Ibu Pertiwi dalam sebulan terakhir. Tercatat aksi jual bersih asing (net sell) mencapai Rp 8,64 triliun (per pukul 10:39 WIB).

Akan tetapi, meskipun bursa saham utama Indonesia diobral investor asing, masih terdapat emiten-emiten yang diburu dan mampu mencatatkan nilai beli bersih (net buy) yang cukup besar, yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).



CNBC Indonesia